Rabu, 12 Mei 2021

Dieseling

Dieseling atau mesin menyala adalah suatu kondisi yang dapat terjadi di mesin berbahan bakar ,  di mana mesin tetap hidup untuk waktu yang singkat setelah dimatikan atau kunci kontak di off kan, dan dinamai demikian karena efeknya mirip dengan bagaimana mesin diesel mengoperasikan: dengan menembak tanpa percikan api. Sumber penyalaan mesin diesel adalah panas yang dihasilkan oleh kompresi udara di dalam silinder, bukan percikan seperti pada mesin bensin. Fenomena dieseling terjadi bukan hanya karena rasio kompresi yang cukup untuk menyebabkan penyalaan otomatis bahan bakar, tetapi juga karena titik panas di dalam silinder (elektroda busi, ruang bakar / tepi katup atau bahkan kelebihan karbon) mulai terjadi pembakaran.

Masalah ini muncul sering muncul dalam kendaraan bensin yang masih menggunakan karburator, walaupun tidak menutup gejala yang sama pada mobil yang sudah bermesin injeksi, inti permasalahannya adalah pada mekanisme pemutus bahan bakar yang di sebut solenoid, solenoid ini adalah katup yang bekerja untuk membuka dan menutup aliran bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar, solenoid bekerja dengan menggunakan arus listrik dari kunci kontak
Tidak hanya karena permasalahan pada solenoid saja, kerak pada ruang bakar yang sudah menumpuk juga bisa jadi pemicunya ketika kerak ini panas dan membara akan menggantikan peran busi sehingga sisa-sisa bahan bakar di dalam ruang bakar akan terbakar dengan sendirinya. Jadi kesimpulannya penyebab dieseling ini adalah 2 hal yang berkaitan yaitu sistem bahan bakar yang tidak bisa di putus dan kerak karbon yang membara di dalam ruang bakar.


Apa Penyebab Dieseling

  1. Karbon yang berada di ruang penyalaan bisa menyala merah setelah mesin mati, menyediakan mekanisme untuk menyalakan bahan bakar yang tidak terbakar. Hal seperti itu dapat terjadi ketika mesin bekerja sangat kaya, menyimpan bahan bakar dan partikel yang tidak terpakai pada piston dan katup. Demikian pula, daerah logam kasar di dalam piston chamber dapat menyebabkan masalah yang sama, karena dapat menyala merah. Juga gap atau kualitas busi yang tidak tepat yang dapat menahan panas dan menyebabkan masalah yang sama.
  2. Selenoid pada karburator yang tidak benar-benar menutup dapat berkontribusi untuk menjalankan setelah mesin mati, karena ekstra bahan bakar dan oksigen campuran dapat terbakar dengan mudah di ruang piston yang hangat. 
  3. Mesin yang bekerja terlalu panas atau terlalu kurus dapat menghasilkan lingkungan yang kondusif untuk memungkinkan bahan bakar yang tidak terpakai terbakar.
  4. Sebuah kecepatan idle yang terlalu cepat bisa meninggalkan mesin terlalu banyak momentum sudut saat dimatikan, meningkatkan kemungkinan mesin dapat berputar dan membakar lebih banyak bahan bakar dan mengunci dirinya sendiri ke dalam siklus yang terus berjalan.
  5. Masalah lainnya adalah kebiasaan mematikan mesin mobil dengan menginjak pedal gas dalam dalam “blayer” sebelum kunci kontak di off kan dan ini berpotensi yang dapat dikaitkan dengan satu atau lebih pada katup masuk yang tidak menutup sepenuhnya sehingga gerakan piston dapat menarik campuran bahan bakar ke dalam saat ketika secara teknis katup tertutup.

Apa pengaruhnya jika dieseling ini kita biarkan?

  1. Ruang bakar akan penuh dengan bahan bakar akibatnya saat pertama kali di hidupkan akan susah sekali.
  2. Saat terjadi pembakaran susulan (kunci kontak off) akan mengalami ngelitik atau knocking yaitu pembakaran awal yang mengakibatkan piston berbenturan dengan dinding silinder hal ini tentu akan mengakibatkan kerusakan jika di biarkan terus terjadi.
  3. Busi akan basah dan cepat rusak, busi akan basah karena bahan bakar yang tidak terbakar semuanya berada di ruang bakar.

Solusinya

  1. Ganti solenoid atau katupnya (biasanya ada seal yang bisa diganti, satu set dengan karburator kit)
  2. Bersihkan ruang bakar secara berkala paling tidak 80.000 -100.000 km sekali bisa dengan top overhoul atau dengan menggunakan zat aditif (untuk membantu mengurangi)
  3. Jangan membiasakan diri menginjak pedal gas sesaat sebelum mesin di matikan.

 Demikian artikel tentang mesin dieseling ini semoga bermanfaat,  dieseling tidak terjadi pada mobil bermesin diesel.



Rabu, 05 Mei 2021

Penggunaan TCI

Assalamu’alaikum wr wb

Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang TCI atau Transistor Coil Ignition atau ada yang menyebut Transistor controlled Ignition, adalah hasil modifikasi dari sistem pengapian konvensional. Sistem pengapian semi transistor merupakan sistem pengapian elektronik yang masih menggunakan platina. Arus listrik yang mengalir melalui platina diperkecil dan platina diusahakan tidak berhubungan langsung dengan kumparan primer agar tidak ada arus induksi yang mengalir saat platina membuka itulah sebabnya penggunaan platina yang berbarengan dengan TCI cenderung lebih awet.

Beberapa teman di beberapa grup otomotive menginginkan penggantian penggunaan platina dengan CDI, nah pada pengguna atau mengganti platina dengan CDI masalah ini akan menjadi masalah besar kalau CDI yang ditanamkan pada delco kendaraan adalah CDI KW, karena apabila CDI bermasalah atau mati maka kendaraan akan mati seketika tanpa ada tanda tanda yang nyata, dan mencari pengganti sukucadang nya sangat sulit, berbeda dengan pengguna platina apabila platina sudah ada keausan maka beberapa tanda dapat diketahui seperti kendaraan susah di stater walaupun akhirnya hidup, kemudian kendaraan akan mbrebet seperti akan mati walaupun begitu kendaraan masih dapat dipacu pada rpm tinggi hingga mendapatkan sukucadang pengganti yang cukup mudah ditemukan.

Nah untuk pengguna platina ada salah satu trobosan yang dapat dipakai dalam pengapian kendaraan konvensional platina agar lebih awey yakni menggunakan TCI (transistor controlled ignition) itu digunakan untuk menggantikan kontak mekanik pada platina, platina itu sendiri adalah komponen yang berfungsi sebagai saklar mekanik utk menghidupkan dan mematikan koil pengapian
Seperti kita ketahui bahwa mesin bisa berjalan karena adanya api yang terjadi di ruang pembakaran, api ini terjadi dari karena proses peng hidupan dan pe mati an koil dalam siklus tertentu (ON – OFF secara secara terus menerus ) sehingga menghasilkan tegangan tinggi di busi ( api )
Pada sistem pengapian konvensional menggunakan kontak mekanik platina terdapat kekurangan diantaranya :

  1. Berkurangnya tegangan tinggi yang dihasilkan koil, pada saat rpm rendah.
  2. Kestabilan pengapian pada saat rpm tinggi (pada rpm tinggi kotak point platina cenderung ngambang). Selain itu karena terjadi loncatan bunga api yang terjadi pada saat kontak pemutus platina akan menutup, akan mengakibatkan kontak pemutus platina lama kelamaan akan habis atau tidak rata (bentol), dan secara periodik harus selalu dilakukan penggantian (coba hitung harga sekali ganti platina + kondensornya ) Sistem pengapian TCI/elektronik mempunyai efisiensi yang lebih besar bila dibandingkan dengan sistem pengapian platina karena tidak menggunakan pemutus arus mekanik tapi TCI ini menggunakan komponen elektronik untuk memutus dan menyalakan koil sehingga memperbesar efisiensi sistem penyalaan koil.

Berikut kelebihan Kegunaan dan Fungsi TCI
Dengan lebih efisiensinya pembakaran dengan menggunakan TCI,  hal yang dapat dirasakan adalah :

  1. Mesin akan lebih mudah dinyalakan pada saat pagi hari
  2. Pada kecepatan dan RPM rendah, tidak ada ndut2an lagi saat dipakai jalan, akan terasa smooth/mulus
  3. Pada kecepatan tinggi akan lebih responsive
  4. Getaran mesin lebih kecil
  5. BBM akan lebih irit
  6. Biaya perawatan berkurang (meningkatkan umur platina dan menghilangkan biaya penggantian kondensor)

Dengan kata lain, pemakaian TCI menjadikan mobil pengapian platina dengan rasa CDI, namun tidak seperti upgrade dari Platina ke CDI yang berbiaya mahal terutama membeli CDI original, dan pemasangan TCI sangat mudah, murah dan tidak merubah konfigurasi mesin, hanya dengan memasang 3 atau 4 buah kabel tanpa merubah konfigurasi mesin.
Demikian semoga bermanfaat, bijak dalam merawat kendaraan, dan diskusi dengan mekanik terpercaya agar didapat informasi yang akurat sehingga mampu mengurangi biaya biaya yang tidak diperlukan tanpa mendapat efek yang meningkatkan performa mobil kesayangan kita.

 

TCI

Senin, 03 Mei 2021

Mesin Bergetar Saat AC dinyalakan

Mesin Bergetar saat AC Hidup

Assalamu’alaikum wr wb

Pernah merasakan mesin mobil bergetar? Mungkin saja masalah ini sudah beberapa AutoFamily alami tapi merasa tidak perlu melakukan pengecekan mendalam. Padahal ada satu kondisi ketika mesin mobil bergetar saat AC dinyalakan. Kalau hal ini terus terjadi, berarti ada beberapa penyebab yang bisa memicunya.


Sebaiknya AutoFamily mengetahui barisan penyebabnya jika memang masalah ini muncul kembali. Simak rangkuman lengkapnya di bawah ini.

  1. Masalah Sistem Idle Up Gejala mesin mobil yang tiba-tiba bergetar ketika AC dinyalakan menjadi pertanda bahwa ada kerusakan dalam sistem idle up. Hal ini terjadi biasanya saat RPM terlalu rendah. Namun saat AC dimatikan, mesin tidak lagi bergetar. Tentu saja masalah ini harus segera diatasi.  Perihal masalah sistem idle up, mesin mobil yang bergetar saat AC dinyalakan ternyata tidak membuat kabin mobil menjadi dingin. Beban mesin yang bertambah saat RPM rendah membuat kinerjanya menjadi bertambah berat. Akhirnya inilah yang membuat kerja kompresor AC juga kurang maksimal. Selain itu, hal ini bisa saja menyebabkan kompresor AC hidup sebentar lalu mati. Hal ini bisa diakbatkan bocornya idle up pada sistem AC mobil kita, sebaiknya ganti yang baru karena Komponen yang satu ini memang sangat diperlukan karena berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menaikkan rpm pada saat AC dihidupkan. 
  2. Selang selang yang menghubungkan antara vacum idle up dan selenoid maupun intake manifold bocor. Tapi kalau selang ini retak, maka saat idle atau ketika mesin tanpa beban pun bisa terdeteksi kevakuman yang rendah. Sehingga sistem vakum akan menambah pasokan bensin ke silinder, sehingga RPM mesin kadang naik dan kadang turun. Ketika digas, masalah ini cenderung hilang karena kevakuman di intake manifold itu mengalami penurunan sehingga sistem vakum karburator sedikit normal. Perhatikan seksama adakah daya hisapan di selang selang tersebut, dan coba cabut selang yang mengarah ke manifold apakah mesin bergetar atau tetap statis apabila mesin tidak bergetar maka bisa dipastikan selang selang tersebut ada kebocoran, segera ganti selang tersebut dengan  yang baru. 
  3. Selenoid Valve, Komponen ini merupakan katup yang sudah dikendalikan menggunakan arus listrik untuk ac melalui selenoida. Komponen ini adalah elemen kontrol yang cukup penting sering dan fungsi selenoid valve sendiri untuk mengontrol saluran udara yang memiliki tekanan menuju aktuator pneumatik atau cylinder,  bisa jadi selenoid sudah buntu dan atau tidak adanya aliran listrik yang menfungsikan valve selenoid tersebut, Biasanya, kerusakan pada solenoid terjadi karena kumparan solenoid terbakar, seal rusak, atau karena rangkaian yang terputus sehingga tidak ada tegangan listrik yang dikirim ke solenoid. Jika sudah tampak aus, komponen yang satu ini tidak dapat diperbaiki. Sebaiknya segera ganti dengan yang baru.apabila ini terjadi segera ganti selenoid dengan yang baru dan apabila tidak ada aliran listrik, bisa di check alirannya dan perbaiki dimana terputusnya aliran tersebut

Jangan ragu untuk melakukan pengecekan tiap kali Anda berencana melakukan perjalanan jauh. Terutama jika Anda sering terjebak macet maka kinerja AC mobil akan jauh lebih berat. Servis ini bertujuan untuk mengoptimalkan selalu kinerja AC. Membersihkan debu dan kotoran yang menumpuk di dalamnya serta mengecek spare part AC mobil lainnya.

Untuk cara pengecekan nya dapat dilihat pada youtube berikut di Sini semoga bermanfaat 


Wassalamu’alaikum wr wb