Nama itu diberikan karena selain tubuhnya yang hitam legam, juga terdapat asap hitam pekat yang saat itu keluar dari cerobongnya. Diketahui bahwa lokomotif ini dikirim pada 21 Oktober 1966 dan menjadi produk terakhir Esslingen, Jerman sebelum tutup produksi.
Mak Itam, menjadi legenda lokomotif sebagai penarik gerbong batu bara serta gerbong penumpang di kawasan Ombilin, Sawahlunto, Padang. Menurut pemerhati kereta api, Yoga Bagus Prayoga dalam bukunya mengenai sejarah lokomotif di Indonesia, Mak Itam merupakan lokomotif uap spesial.
Pada masanya, Mak Itam dapat menarik 40 gerbong batu bara dengan berat muatan mencapai 130 ton dalam satu kali perjalanan. Lokomotif ini memiliki empat silinder dengan dua diantaranya merupakan silinder untuk menggerakan gigi-giginya.
Mak Itam saat ini disimpan di Stasiun Sawahlunto yang telah resmi menjadi Museum Kereta Api Sawahlunto. Sebelum disimpan di Museum Kereta Api Sawahlunto, Mak Itam sempat tinggal di Museum Kereta Api Ambarawa di Jawa Tengah sekitar tahun 1988. Kemudian Mak Itam dikembalikan ke Sawahlunto pada 3 Desember 2007, atas permintaan pemerintah Kota Sawahlunto.Hal tersebut dilakukan untuk melengkapi koleksi lokomotif tua, ketika Museum Kereta Api Sawahlunto mulai dioperasikan.Sebelumnya, saat dipindahkan dari Ambarawa, Mak Itam masih layak beroperasi.
Bahkan pada tahun 2009 Mak Itam dikaryakan sebagai lokomotif penarik gerbong kereta wisata rute pendek, Sawahlunto-Muaro Kalaban, sejauh delapan kilometer. Sekali jalan, lokomotif berwarna hitam ini dapat menghabiskan satu ton batu bara untuk bahan bakarnya.
Lokomotif Mak Itam terakhir digunakan sebagai penarik kereta wisata saat digelarnya lomba balap sepeda bertaraf internasional, Tour de Singkarak, dalam dua penyelenggaraan berturut-turut yakni 2011 dan 2012. Lokomotif Mak Itam, saat itu bertugas membawa ratusan peserta balap sepeda dari 23 negara melakukan perjalanan wisata sebelum mereka memulai lomba.
Setelah acara itu, Mak Itam tidak pernah dioperasikan kembali, dan berita gembura dari Dirut PT KAI Tadi mudah mudhan loko mak itam pun akan dihidupkan kembali untuk mengenang kejayaan perkereta apia di Sumatera Barat
Demikian sekilas tentang rencana PT KAI menghidupkan kembali jalur kereta Api Sawhlunto muara kalaban dan semoga bermanfaat terima kasih Wassalamu’alaikum wr wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar