Mengganti pelek pada mobil adalah salah satu langkah yang tepat untuk mendongkrak penampilan. Bahkan, bagi sebagian orang, pelek juga merupakan ajang pembuktian kemapanan dan jati dirinya. Bagaikan sebuah sepatu, semakin terlihat menarik, semakin akan membuat mata melirik.
Dan seperti sepatu juga, ukuran yang salah akan membuat kaki sakit dan perjalanan terasa tidak menyenangkan. Patut diingat juga, ban dan pelek adalah yang bagian terakhir dari proses distribusi tenaga, yang menggerakkan mobil. Namun ban dan pelek adalah bagian pertama yang akan berhadapan dengan medan jalan.
Gonta ganti ukuran pelek jamak dilakukan oleh para penyuka modifikasi mobil. Umumnya diameter pelek diganti ke ukuran yang lebih besar. Misalnya, bila sebelumnya pakai ring 14 diganti pakai pelek ring 16. Nah, penggantian pelek ini pastinya diikuti dengan penggantian ban ke diameter yang lebih besar. Tapi ingat, untuk kenyamanan, penggantian pelek dan ban juga ada syaratnya, bukan asal main ganti. Perhatikan, ini 7 aturan main ganti pelek di mobil
1. Perhatikan diameter luar ban yang akan dipakai
Yang paling utama perhatikan outside diameter (od) atau diameter luar ban yang akan dipakai ketika mengganti pelek ke diameter yang lebih besar. Sebisa mungkin diameter luar ban harus tetap sama meski ukuran pelek diubah jadi lebih besar. Artinya ketika mengganti pelek juga harus memperhatikan ukuran ban yang akan dipakai.
2. Perhatikan aspek rasio ban
Utamanya memerhatikan aspek rasio ban, atau tebal-tipisnya ban. Aspek rasio dihitung dari persentase section width (ukuran antara sisi ban, diukur dari bagian dalam ban) dibandingkan dengan section height (tinggi dari tapak ban ke bead ban atau dasar ban yang memegang velg). Misalnya pada ukuran berikut ini, 195/50R16. “195” adalah section width, sedang aspec rasio ada pada angka “50”. Makin kecil angka aspect rasio-nya maka ban akan semakin tipis dan sebaliknya, bila angka semakin besar ban akan semakin tebal.
Seyogyanya untuk lebar space ban dan fender selayaknya adalah 3 jari nah apabila menggunakan velg yang terlalu besar maka ukuran spasi ban dengan vender akan semakin kecil dan dampaknya harus ada yang dikorbankan, misalnya rasio ban yang di perkecil tetapi untuk itu saya telah memperlebar spasi fender hingga 5 jari yakni dengan mengganjal karet pada per spiralnya sebanyak 2 buah sehingga lebih nampak tinggi dan muatan banyak tidak akan "gesrot" pada fender mobil
3. Perhatikan risiko penggantian ukuran pelek
Bila mengganti pelek berdiameter terlalu besar, pada akhirnya harus menggunakan ban dengan angka aspek rasio kecil. Tentunya hal ini berhubungan langsung dengan kenyamanan mobil nantinya. Makin tipis ban tentunya sangat kecil defleksinya, sehingga kemampuannya untuk membantu menyerap getaran jadi berkurang. Efeknya bukan hanya kenyamanan yang berkurang tapi juga bisa memperpendek umur kaki-kaki. Diameter lebih besar, otomatis beban putar sistem kemudi lebih berat. Roda gigi kemudi cepat aus. Bahkan tie-rod end, ball-joint dan bearing roda berumur pendek.
4. Idealnya, naikan 2 inci dari ukuran standar
Maka dari itu untuk kenyamanan idealnya pelek naik 2 inci saja dari standar. Dengan penggantian pelek yang tidak terlalu besar, selain tetap bisa menggunakan ban dengan aspek rasio yang memenuhi standar kenyamanan juga tidak perlu repot melakukan kalibrasi ulang speedometer.
5. Perhatikan lebar pelek
Penggantian pelek memberikan sejumlah dampak pada mobil. Hal pertama yang perlu diingat, semakin besar pelek maka semakin besar pula lebar peleknya. Contohnya pelek 15 inci itu lebarnya antara 6-7 inci. Nah, pelek 17 inci bisa mencapai 7,5-8 inci. Kalau pelek makin lebar pelek, bidang cengkeram ban pun semakin besar. Hal ini akan menyebabkan meningkatkan body roll dan gejala understeer dari kendaraan tersebut. Body roll adalah pergerakan bodi kendaraan ke arah luar tikungan. Sementara understeer adalah gejala mobil cenderung lurus walau setir sudah dibelokkan.
6. Perhatikan perubahan titik tumpu mobil
Ketika mobil memakai pelek yang lebih besar dan lebar akan menyebabkan titik berat atau titik tumpuan di roda akan bergeser. Selain itu, perubahan titik tumpu roda itu juga bisa dipengaruhi oleh pemakaian pelek dengan offset yang berbeda dari standar.Offset pelek itu menandakan seberapa besar permukaan tengah pelek menjorok ke dalam atau ke luar. Semakin kecil angka maka penampang tengah velg makin celong ke dalam dan bibir pelek lebar.
Jika memilih velg dengan offset yang salah, resikonya adalah velg terpasang terlalu jauh di dalam fender roda, menyebabkan tepi bagian velg dalam atau bibir terdalam velg bisa bergesekan dengan sistem suspensi yang tentu berbahaya. Sebaliknya, jika velg terpasang terlalu jauh keluar dari fender, bisa menyebabkan dinding ban bergesekan dengan fender (jika lipatan dalam fender belum di-roll) yang bakal memperpendek umur atau bahkan merobek ban dan merusak bentuk fender yang juga berbahaya.
Nah untuk mengakalinya kita bisa menggunakan Spacer adabtor, adalah lingkaran logam dengan pola baut PCD (Pitch Circle Diameter) tertentu yang dirancang untuk mengimbangi offset yang terlalu positif. Fungsinya adalah untuk mendorong velg jauh dari suspensi, membuat velg terlihat lebih keluar atau untuk mengimbangi antara velg depan atau belakang yang kadang memiliki offset berbeda.
Ada beberapa fungsi dari spacer antara lain:
- Memperlebar sumbu roda dari kendaraan, diklaim dapat meningkatkan traksi dan stabilitas karena bertambahnya kestabilan.
- Meningkatkan penampilan kendaraan yang tadinya”culun” menjadi “sangar”
- Menambah jarak antara shock breaker dengan bibir dalam velg.
7. Perhatikan kemampuan tenaga lengan
Pelek besar dan tapak ban lebar juga bisa memperberat putaran roda terutama saat parkir kendaraan bagi kendaraan yang belum menggunakan EPS maka sesuaikankan lah kekuatan lengan anda dengan ukuran ban yang akan dipergunakan dan apabila menggunakan EPS maka akan memperpendek usia Electronic Power Steering (EPS). Jadi, sesuaikan dengan kemampuan EPS. Terutama jika model EPS kecil. Usahakan agar tidak kelebihan beban.
Demikian semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar